29/11/11




Ambulans Sebatik Tinggal Bangkai
Jalan Licin, Rujukan Terpaksa Ditunda

NUNUKAN – Dari tiga unit ambulans yang dimiliki Puskesmas (PKM) Sei-Nyamuk Kecamatan Sebatik Induk, kini hanya tersisa 1 unit yang masih bisa dioperasikan. Dua unit lainnya, disampaikan Kepala Puskesmas Sei-Nyamuk drg H Rohmad S mengalami kerusakan yang cukup parah, bahkan ada yang terpaksa dimuseumkan alias jadi bangkai besi.
“Awalnya kita punya ambulans 3 unit, tapi saat ini tinggal 1 unit ambulans jenis bus mini. Satu unit rusak, dan satu unit lagi yang diadakan tahun 1994 benar-benar tinggal bangkainya sejak tahun 2004,” sebut drg Rohmad.
Lebih lanjut soal ambulans, tentu saja ada kaitannya dengan optimalisasi pelayanan. Di mana, ketika penanganan di tingkat puskesmas tidak bisa ditindaklanjuti, maka perlu dilakukan rujukan yang saat ini mengarah pada paradigma baru, yakni rujukan terpadu ke RSUD Nunukan dan tidak lagi merujuk ke Hospital Tawau-Malaysia.
Nah, perjalanan menuju pulau Nunukan ini, melalui beberapa aral rintang, yang pertama jalan kecamatan tepatnya di Sei-Batang belum sepenuhnya mulus, ketika hujan jalan, kondisi jalan sangat licin, belum lagi di tanjakan yang rawan kecelakaan.
“Kalau sudah hujan, jalan di Sei-Batang licin, terpaksa rujukan ditunda. Pernah, waktu ada ibu hamil, hujan deras, jalan licin, terpaksa berhenti, ibu hamil dititipkan di puskesmas Setabu. Kalau diteruskan berbahaya. Nah, itu masih menggunakan busmini yang hampir usang,” kenangnya.
Itu baru di darat, persoalan kedua, lanjutnya, ketika ombak besar di laut yang memisahkan pulau Nunukan dan Sebatik. “Saat ombak besar, dongfeng tidak ada yang berani turun ke laut membawa pasien, walaupun dicarter. Dulu pernah ada speedboat khusus, tapi sekarang tidak tahu lagi,” herannya.
Nah, dengan kondisi seperti ini tentu saja penilaiannya adalah, untuk rujukan ke RSUD Nunukan masih sangat sulit. Ia berharap, fasilitas kemudahan dalam pelayanan ke masyarakat kedepan bisa ditingkatkan lagi. Dan ironisnya, jika memang di lapangan kendala sulit di atasi, maka secara terpaksa, PKM Sei-Nyamuk juga bisa meneruskan rujukan seperti tradisi lama, yakni merujuk pasien ke Hospital Tawau yang lengkap dengan segala fasilitas, kendati diakui biaya untuk warga Indonesia sangat mahal, sementara, jika ada jaminan IC atau keluarga yang telah menjadi warga Malaysia, biaya pengobatan hanya RM 1 (kurs Rp 2.800 per 1 ringgit, Red). RM 1 itupun hanya untuk registrasi atau pendaftaran, selanjutnya untuk semua pengobatan tidak dibebankan lagi. Sementara, warga asing khususnya dari Indonesia, biaya pengobatan persalinan saja bisa mencapai ribuan ringgit, belum lagi bedah dan perlakuan lainnya.
Terakhir, drg Rohmad yakin dengan adanya pemekaran kecamatan baru di pulau Sebatik, ditambah tenaga dokter dan perawat serta bidan yang memadai, maka pemerataan pelayanan kesehatan di Sebatik akan jauh lebih baik, ditunjang sarana medis yang memadai pula. (ica)

Tidak ada komentar: