27/01/09

Waspadai Jamu Berbahan Obat Keras


Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (POM)
Departemen Kesehatan memerintahkan penarikan obat
tradisional/jamu yang tak terdaftar dan mengandung bahan
kimia obat dari peredaran, karena bisa membahayakan
kesehatan. Demikian penegasan Dirjen POM Drs Sampurno MBA belum lama ini.
Hasil operasi pengawasan aparat Ditjen POM menemukan 54 jenis obat tradisional yang mengandung bahan kimia obat,
beberapa diantaranya obat keras yang termasuk daftar G,
seperti prednison, fenilbutason, deksametason, indometasin
dan furosemida. Obat-obat tradisional itu diproduksi di
wilayah Kabupaten Cilacap, Banyumas dan Karawang.
Pencampuran bahan kimia obat menyebabkan jamu tampak manjur
karena menghilangkan gejala seperti pegal linu. Tapi
sebenarnya penyebab penyakit tidak hilang, bahkan konsumsi
dalam jangka lama mempunyai efek samping merusak ginjal dan
hati.
Kortikosteroid macam prednisonbisa menyebabkan moon
face(muka bengkak) dan sebagainya.
Berikut Daftar Jamu yang tak Terdaftar dan mengandung Bahan
Kimia Obat Keras serta Produsennya:

DAFTAR JAMU YANG TIDAK TERDAFTAR DAN MENGANDUNG BAHAN KIMIA
OBAT KERAS

No 
Nama Jamu
Bahan Kimia Jamu yang dikandung
Produsen

1 J. Sinatren (kemasan kuning) 
Deksamitason
PJ. Sinatren Krawang

2 J. Sinatren (kemasan Cokelat)
CTM
PJ. Sinatren Krawang

3 J. Serbuk Sehat No. 2
Antalgin
PJ. Serbuk Sehat

4 J. Serbuk Manjur Cidelaras No. 7
Teofilin
PJ. Cidelaras

5 J. Anti Reumatik Cap Laba-laba
Fenilbutason Desamitason
PJ. Sinar laba-laba, Cilacap

6 J. Serbuk Super No.7 Sesak Nafas
Teofilin
PJ. Akar Rimba, Cilacap

7 J. Raga Super Akar Wangi No.7
Parasetamol, Teofilin
PJ. Raga Super, Cilacap

8 J. Super SR. Putri Sinden
Antalgin
Kopja Sabuk Kuning, Banyumas

9 J. Super Megic Bajang Laut Rheumatik
Antalgin, Fenilbutason
Kopja Aneka Sari, Cilacap

10 J. Super Prima Cap Dua Padi A1
Antalgin, Fenilbutason
Kopja Sabuk Kuning, Banyumas

11 J. Serbuk Super Encok/Rheumatik
Fenilbutason
PJ. Serbuk Super

12 J. Rogo Jampi
Antalgin, Teofilin, Deksamitason
PJ. Rogo Jampi, Cilacap

13 J. Pelangsing Tubuh
Furosemida
PJ. Super Sehat, Cilacap

14 J. Bunga Cendana Sesak Nafas/Asma
Teofilin
Kopja Bunga Cendana, Cilacap

15 J. Darah Tinggi (DT)
Antalgin
PJ. Serbuk Mujarap, Cilacap

16 J. Anti Rheumatik Jaya Kusuma Super
Antalgin, Prednilsolon
PJ. Jaya Kusuma, Cilacap

17 J. Sesak Nafas
Teofilin
PJ. Sinar Sehat, Cilacap

18 J. Rheumatik (Pegel Linu)2
Antalgin
PJ. Sari Alam, Cilacap

19 J. Rheumatik Primadona 2
Antalgin
PJ. Pribumi Bangun Tama, Cilacap

20 J. Serbuk Sesak Nafas 7
Teofilin
PJ. Serbuk Perkasa, Cilacap

21 J. Rheumatik 2
Fenilbutason
PJ. Serbuk Kuning, Banyumas

22 J. Rheumatik Serbuk Sehat
Fenilbutason, Indometasin
PJ. Lestari Jaya, Banyumas

23 J. Gemuk Sehat Akar Murni
Fenilbutaso
PJ. Tunggal Sehat, Banyumas

24 J. Akar Pribumi
Antalgin
PJ. Sari Alam, Banyumas

25 J. Rheumatik Encok No 2 Prima Jasa
Antalgin
PJ. Prima Jaya, Banyumas

26 J. Akar Lawang (Super Prima)
Antalgin
PJ. Prima Jaya, Banyumas

27 J. Langsing Pil
Furosemida
PJ. Putri Sinden, Banyumas

28 J. Gemuk Sehat No. 1 Super Jaya Kusuma
Antalgin
PJ. Jaya Kusuma Kopja Aneka Sari, Cilacap

29 J. Rheumatik Sari Alam
Deksamitason
PJ. Sari Alam Kopja Aneka Sari, Cilacap

30 J. Lemah Syahwat Pria Jantan
Parasetamol
PJ. Sari Alam Kopja Aneka Sari, Cilacap



FENOMENA ALAM

26/01/09

Cara Berhenti Merokok


Analisis Kebiasaan


Lakukan analisis atas kebiasaan-kebiasaan merokok yang telah dilakukan selama ini. Misalnya: 
Kapan waktu tersering Anda untuk merokok 
Kapan Anda secara otomatis ingin merokok 
Hasil analisis ini akan membantu dalam mengerem keinginan merokok.

Susun Daftar Alasan

Lakukan segala hal yang membuat Anda tidak kembali merokok. Selalu ingat alasan-alasan yang mendasari Anda untuk tidak merokok. Jika perlu susun daftar alasan itu. 
Menghindari kanker, gagal jantung, gangguan pencernaan 
Kehidupan sosial yang lebih baik 
Ingat kesehatan dan kepentingan anak / keluarga 
Makan lebih enak 

Langsung Berhenti

Pilihlah sebuah hari di mana Anda akan berhenti. Dan pada hari itu, langsung berhenti total tanpa melakukan tahapan-tahapan. Umumkan rencana Anda kepada orang-orang dekat Anda agar mereka bisa membantu.

Waspada Pada Hari-Hari Awal

Hari-hari awal akan terasa sangat berat. Cobalah mengalihkan perhatian dengan mengkonsumsi permen atau permen karet tanpa gula. Sementara waktu, kurangilah kegiatan yang berkaitan dengan rokok, seperti pergi ke bar.

Nikmati Hidup

Uang yang seharusnya dipakai untuk membeli rokok dapat dipakai untuk membeli hadiah bagi diri sendiri, seperti membeli buku, membeli kaset, nonton bioskop, dan hal-hal menyenangkan lainnya.

Konsumsi Rendah Kalori

Selama minggu-minggu pertama (sampai kira-kira empat minggu), makanlah makanan yang mengandung kalori rendah. Juga minumlah banyak air.

sumber: http://rokok.komunikasi.org/artikel/quitting.php

Negara Untung, Rakyat Sakit

Cukai Rokok Capai Rp 45 Miliar 

SURABAYA-Industri tembakau menargetkan produksi per tahun bisa pulih menjadi 235 miliar batang. Pada tahun 2000-2001, produksi pernah mencapai angka tersebut. Namun, harga jual eceran naik tiga kali dalam setahun sehingga transaksi pasar tertinggal.
Akibatnya, terjadi jarak antara produksi dan transaksi pasar. Jarak menjadi semakin jauh karena tiap tahun terjadi kenaikan minimal satu kali. Bahkan, kenaikan terjadi setiap sembilan bulan. 
"Akhirnya produksi terus menurun," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Achmad Suryana.
Produksi hasil tembakau pernah mulai pulih tahun 2003-2004 karena tidak ada kenaikan harga. Namun, pertumbuhan produksi belum mencapai 235 miliar batang ketika kembali terjadi kenaikan harga jual eceran. Saat ini dengan total produksi 225 miliar batang per tahun, diharapkan dalam tiga tahun ke depan bisa mencapai 235 miliar batang per tahun, baik sigaret kretek tangan, sigaret kretek mesin, maupun sigaret putih mesin.
Menurut Achmad, target produksi 235 miliar batang per tahun bisa tercapai dengan catatan tidak ada kebijakan tertentu dari pemerintah yang keluar secara mendadak. Pertumbuhan produksi, kata dia, bisa terjadi sejalan dengan inflasi.

Industri juga menghadapi kendala selain kenaikan harga jual eceran yang ditetapkan pemerintah. Misalnya, saat ini industri rokok menjadi sorotan mengingat banyak peraturan terkait kesehatan muncul. Akhirnya terjadi berbagai pembatasan terhadap produk-produk tembakau. "Kami sepakat dengan aturan seperti itu, tetapi harus ada keseimbangan antara industri dan kesehatan," ujar Ketua Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri) Ismanu Sumiran.
Gappri bersama Gabungan Produsen Rokok Putih Indonesia bekerja sama untuk mewujudkan kelangsungan industri rokok, terlebih industri hasil tembakau termasuk dalam 10 industri prioritas.
Belum lagi prospek industri ini ke depan mengingat ada kekurangan persediaan tembakau dunia, khususnya tembakau virginia sebagai bahan baku industri rokok putih. Diharapkan kekurangan dipenuhi antara lain dari India dan Indonesia yang mencapai 100.000 ton. "Kira-kira 40.000 ton di antaranya bisa dipenuhi dari Indonesia," tuturnya lagi.
Sementara Ketua Gabungan Produsen Rokok Putih Indonesia Muhaimin Moeftie menambahkan, sumbangan cukai rokok tahun ini diharapkan mencapai Rp 45 triliun dan Rp 8 triliun dari pajak pertambahan nilai. Pendapatan negara pada tahun 2006 melalui cukai rokok tersebut sebesar Rp 42 triliun. (F Ponto)

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0706/08/jatim/67709.htm

Rokok Haram kah.....?


Sekilas Tentang Rokok

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.


Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin.

Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung.

Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam

sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok

12/01/09

nasib warga perbatasan


Mengunjungi Sebatik, Perbatasan Indonesia-Malaysia----sub (bagian-2)
Channel Siaran TV Malaysia, Ringgit Lebih Populer 

Penggunaan dua mata uang yakni Ringgit dan Rupiah bukan hal tabu bagi masyarakat di Kecamatan Sebatik. Tak terkecuali, siaran televisi pun serba Malaysia.

Rustam Hamdani-Sebatik

Dari kejauhan terdengar suara tayangan acara pentas musik berbahasa melayu, televisi berukuran 21 inchi seakan menyihir beberapa warga untuk menyaksikan penampilan salah satu grup band negeri Jiran. Sempat tegang pula ketika tayangan film action yang disadur berbahasa melayu menjadi tontonan menarik.
Seperti itulah suasana kehidupan warga Sebatik yang menganggap bahwa siara televisi Malaysia ternyata lebih berbobot dibanding siaran televisi swasta di Indonesia. 
Untuk mendapatkan siaran TV Malaysia pun mudah, tak perlu antena canggih, cukup dengan perlatan antena biasa ditambah embel-embel tutup panci. Sementera, untuk mendapatkan siaran TV seperti RCTI, SCTV maupun channel lainnya wajib menjadi pelanggan TV kabel. 
“Lebih mudah mendapat siaran TV Malaysia daripada di Indonesia,” kata Syuaib (62) warga Desa Aji Kuning yang telah puluhan tahun tinggal di kawasan perbatasan Malaysia.
Syuaib adalah salah satu dari 300 kepala keluarga (KK) yang tinggal di atas garis perbatasan, bahkan telah melenceng masuk wilayah Malaysia. 
“Tapi, kami ini siap saja jika pemerintah Malaysia menyuruh untuk angkat kaki. Kami ini hanya menumpang saja,” ungkap pria yang memiliki 3 anak ini. 
Untuk diketahui, wilayah Sebatik Indonesia terbagi menjadi dua kecamatan. Yaitu, Sebatik Induk dan Sebatik Barat, yang masing-masing menaungi empat desa. 
Desa-desa yang masuk Sebatik Induk adalah Tanjung Karang, Tanjung Aru, Sungai Nyamuk, dan Sungai Pancang. Sedangkan desa-desa yang berada di naungan Sebatik Barat adalah Aji Kuning, Binalawan, Setabu, dan Liyangbunyu. 
Beberapa patok perbatasan yang berada di Sebatik adalah patok tiga di Dusun Abadi, Desa Aji Kuning, dan patok satu berada di Pangkalan TNI-AL di Sungai Pancang. 
Melihat kondisi yang terjadi di dua kecamatan ini, tentu saja sungguh memprihatinkan. Jika dibiarkan, justru yang dikhawatirkan adalah warga Sebatik susah melepaskan ketergantungan dari Tawau. 
“Kami sudah lama menggunakan dua mata uang Ringgit dan Rupiah saat bertransaksi. Baik itu jual beli bahan makanan, elektronik maupun produk-produk lainnya,” ungkap Mansur ketua RT 04 Desa Aji Kuning, Sebatik Barat. 
Tak hanya transaksi jual beli barang, jika ada warga Sebatik Barat yang sedang sakit parah, mau tak mau pelayanan kesehatan memadai yang bisa dijangkau adalah rumah sakit Tawau. Namun untuk berobat ke sana harus melewati prosedur. Rekomendasi dan rujukan dari puskesmas atau rumah sakit setempat (Sebatik) barulah rumah sakit Tawau mau menerima pasien dari Sebatik.
“Kebanyakan warga kita berobat ke Tawau, tapi jika itu parah. Dan syaratnya harus mendapat rujukan dari puskesmas di Sebatik atau Nunukan,” ungkap Junaidi, Camat Sebatik Barat. (**) 

06/01/09

Nasib Warga Perbatasan


Mengunjungi Sebatik, Perbatasan Indonesia-Malaysia (bagian-1)
Pusat Sibuk Kunjungan, Hasil Bumi Dibawa ke Malaysia 

Jangan salahkan warga yang tinggal di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia seperti di Sebatik misalnya, lebih memilih menjual hasil buminya ke Tawau-Malaysia, ketimbang di negaranya sendiri. 

Rustam Hamdani-Sebatik

Mulai dari kakao, pisang, bahkan padi pun di drop untuk dijual ke Tawau, Malaysia. Tak perduli, meski akhirnya harga pun di monopoli para cukong-cukong Malaysia. 
“Ya, memang warga di sini (Aji Kuning) rata-rata menjual seluruh hasil pertanian, perkebunan dan semua jenis barang yang bisa dijual ke Tawau, Malaysia. Lebih laku lah. Dan mau tak mau itu tetap harus dilakukan. Memangnya di Indonesia (Kabupaten Nunukan, Red) terdapat pabrik atau pengusaha yang mau membeli atau menampung hasil pertanian warga,” kata Mansur, ketua RT 04 Desa Aji Kuning, Sebatik Barat.
Seperti diketahui, pulau Sebatik selalu menjadi sorotan, terutama pada awal 2005, ketika Malaysia berani mengklaim Blok Ambalat yang berjarak hanya beberapa mil dari pulau yang dibagi dua negara itu. Ketegangan saat ini memang sudah mereda. 
Tapi, yang tersisa justru lebih menyedihkan. Ketimpangan ekonomi kini menjadi persoalan baru, Sebatik yang merupakan wajah bangsa ini jauh lebih memprihatinkan. Tengok saja, di sepanjang kawasan perbatasan yang ditandai dengan pilar, pos perbatasan, pepohonan maupun pagar pembatas ini. 
Bangunan rumah warga masih terkesan kumuh, jalanan boleh dikata hanya sebagian mulus, selebihnya seperti jalanan “dangdut”. 
Pedagang kecil juga harus rela berbagi jalan dengan pejalan kaki maupun pengendara sepeda motor. 
Sementara, Tawau (wajah Malaysia) terlihat seperti kota megapolitan. Gedung-gedung menjulang tinggi, jalanan tak ada yang tidak mulus, padat arus kendaraan menandai roda perekonomian dan kesejahteraan masyarakatnya jauh lebih baik.
Kendati demikian, perbedaan itu tak dapat melunturkan semangat warga Sebatik khususnya dalam mempertahankan kedaulatan NKRI. 
“Itu yang tak dimiliki warga di luar sana,” sahut Junaidi, Camat Sebatik Barat yang menyertai kunjungan Radar Tarakan, belum lama ini. 
Diakui memang, seringnya pejabat negara bahkan setingkat menteri berkunjung ke Sebatik, hingga kini masih menjadi pertanyaan sekaligus keluhan warga setempat. Kok bisa? Ya, jawabannya singkat, apa hasil dan tindaklanjut dalam agenda kunjungan pejabat itu.
“Warga di sini sudah bosan dikunjungi pejabat pusat, tapi tak ada solusi, tak ada tindaklanjut mau diapakan pembangunan di Sebatik ini. Tak ada kemajuan. Indonesia juga yang rugi, hasil bumi berupa pertanian, perkebunan semua dibawa ke Malaysia untuk dijual. Secara tidak langsung, kami-kami ini sudah menjadi warga Malaysia,” kata Mansyur sedikit risau. 
Saran Mansyur yang mengaku setiap sepekan sekali membawa pisang untuk dijual ke Malaysia ini, sebaiknya pemerintah Indonesia, sesegera mungkin membangun infrastruktur yang memadai, contohnya pabrik sawit, pabrik kakao, dan sarana penunjang lainnya. Tentu tak hanya membangun saja, dituntut pula mampu mengakomodir seluruh hasil pertanian dan perkebunan.
“Pemerintah tak menyadari, semestinya sengketa Blok Ambalat itu menjadi pelajaran.
Tapi, sampai saat ini tak juga ada program nyata untuk membangun infrastruktur. Yang berbeda hanya pada saat peringatan upacara 17 Agustus di lapangan sepak bola, Sungai Nyamuk. Agustus lalu, bahkan yang menjadi inspektur upacara adalah Adhyaksa Dault, menteri negara pemuda dan olahraga. 
Akhirnya, yang tampak justru warga berbondong-bondong menyaksikan pejabat pusat menjadi inspektur upacara. Ribuan warga dikerahkan hanya untuk mengikuti upacara. (**)