04/01/11

Bangun Kawasan Perbatasan


Berharap Jalan Tembus Direstui Pusat
Dari Krayan Menuju Malinau

NUNUKAN-Memasuki awal tahun baru 2011, pemkab Nunukan berharap, perhatian pemerintah pusat terhadap suksesnya pembangunan di kawasan perbatasan bisa lebih ditingkatkan, khususnya Krayan dan Krayan Selatan.
Tidak mampu melalui pintu udara, solusi lain agar pendistribusian segala jenis dan bentuk kebutuhan pokok, serta bahan material bisa tersalurkan ke dua kecamatan tersebut, adalah dengan membangun jalan tembus dari Krayan menuju Kabupaten Malinau.
”Selama ini untuk membangun di Kecamatan Krayan terbentur minimnya sarana transportasi, sementara untuk jalur darat juga harus berhadapan dengan aturan pemanfaatan kawasan hutan lindung atau Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM). Karena itu, proyek jalan tembus menuju Malinau tidak bisa direalisasikan,” ungkap Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Nunukan Drs Zainuddin HZ MSi kemarin.
Wacana jalan tembus ini, juga pernah disampaikan ke Komisi I DPRD Kaltim agar bisa diperjuangkan, dan pastinya jika terealisasi akan sangat membantu peningkatan kesejahteraan warga yang sebagian besar belum terealisasi.
Untuk diketahui, pemerintah daerah melalui anggaran tahun 2009 telah mengalokasikan dana untuk pembangunan jalan sepanjang 44 km di Krayan, namun sayang, karena rencana pembangunan tersebut terbentur pada status kawasan yang masuk dalam Taman TNKM, sehingga proyek akhirnya tidak bisa direalisasikan.
Untuk menjangkau negara bagian Serawak, Malaysia, warga juga harus bersusah payah lantaran terbatasnya sarana transportasi darat, jalan yang menantang. Belum lagi benturan kerja sama bilateral antara Indonesia-Malaysia atau tepatnya antara Kaltim dan Tawau, dan belum mengikat dengan negara bagian Serawak.
Pemkab Nunukan pun pernah mengusulkan kepada Gubernur Kaltim agar mengagendakan hubungan kerja sama Sosek Malindo dengan Serawak. Namun usulan itu ditolak Serawak. Sehingga, untuk mengatasi konflik yang muncul di perbatasan Serawak dan Krayan, Pemkab Nunukan hanya berharap masalah tersebut dapat diselesaikan Pangdam VI/Tanjungpura. Sebab Kodam VI Tanjungpura memiliki jangkauan wilayah seluruh Kalimantan.
Masih dikatakan Sekkab, jika jalan tembus dari Krayan menuju Malinau itu mendapat restu dari pusat, praktis inilah yang dinamakan peningkatan dan perhatian serta kemudahan untuk membangun wilayah perbatasan, dan tidak melulu menggandalkan daya pasok dari negeri Jiran-Malaysia.
Jalan tembus tersebut nantinya bisa dimanfaatkan untuk mengangkut material bahan bangunan, bahan proyek dan sebagainya. untuk membangun infrastruktur bisa memasok dari negeri sendiri melewati beberapa kabupaten kota di Kaltim.
Memang ada upaya alternatif, lanjut sekkab, ada warga memilih membeli keperluan sandang pangannya, bahkan material bangunan hingga kebutuhan rumah tangga ke Serawak Malaysia dengan alasan lebih murah dan efesien.
Meski demikian kondisinya, jangan ditanya apakah semangat nasioanlisme luntur.
”Makanan boleh dari Malaysia, tapi semangat nasionalisme harus tetap terjaga. Karena itu pusat harus jeli melihat ini, mudahkan lah daerah membangun wilayahnya, benturan aturan bisa sedikit lunak atau dalam artian ada kebijakan khusus demi membangun kawasan perbatasan," harap sekkab.
Di Krayan saat ini, harga kebutuhan pokok harganya bisa dua hingga tiga kali lipat dibanding Kecamatan Nunukan atau Sebatik. Premium misalnya, harga termurah Rp 10 ribu per liter, jika premium sudah langka harganya bisa mencapai Rp 50 ribu per liternya. Demikian pula harga kebutuhan pokok seperti beras, minyak, tepung dan sebagainya.
Pemerintah daerah tak tinggal diam melihat kondisi riil di lapangan, sejumlah upaya terus dilakukan seperti memberikan subsidi ongkos angkut menggunakan pesawat terbang dari Nunukan tujuan Krayan dan Krayan Selatan. (ica)

Tidak ada komentar: