25/07/10



Why Rasulullah SAW Tauladan Bagi Umat Manusia?

Seluruh umat manusia, muslim or non muslim hingga saat ini mengakui, Rasulullah SAW adalah tauladan bagi umat semesta. Akhlak Rasulullah adalah Alquran, dengan demikian mempelajari dan membaca Alquran sama dengan berusaha mengikuti akhlak mulia Rasulullah SAW. Penasaran dengan akhlak Rasulullah. mengapa patut dijadikan tauladan bagi semua manusia di dunia ini?

Rasulallah Saw berjuang dalam waktu 23 tahun. Setelah beliau diangkat sebagai nabi dan rasul di umur 40 tahun, hingga wafat pada umur 63 tahun, berarti beliau berjuang selama sekitar 23 tahun. Sungguhpun hanya sebentar, tapi beliau mampu merubah kehidupan masyarakat.
Dalam perjuangan Rasulullah Saw, paling tidak ada tiga hal yang telah beliau rubah :
Pertama, dalam bidang akidah (kepercayaan). Masyarakat Jahiliyah waktu itu menyakini adanya banyak tuhan, atau yang dikenal dengan musyrik (politeisme). Kemudian, berkat perjuangan Rasulallah, mereka mentauhidkan Allah atau mengimani adanya Allah, Dzat Yang Maha Esa.
Kedua, dalam bidang hukum. Kalau waktu itu, mereka sama-sekali tidak mengenal hukum, yang kuat menindas yang lemah (homo homini lupus), maka berkat perjuangan Rasulallah, mereka menjadi masyarakat yang taat dan patuh kepada hukum.
Ketiga, dalam bidang akhlak atau moral. Masyarakat pada saat itu adalah masyarakat yang biadab, masyarakat yang sama-sekali tidak menghormati kaum du'afa, tetapi berkat perjuangan Rasulallah, mereka menjadi orang-orang yang berakhlak. Dengan demikian, perubahan yang dilakukan oleh Rasulullah ini sangat signifikan dan sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia sampai saat ini. Bahkan, beliau juga berhasil mendirikan suatu negara Madinah yang kelak kemudian hari menjadi satu kekuatan politik yang luar biasa.

Dalam sejarah tercatat, bahwa Nabi Muhammad melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah. Begitu beliau sampai di Madinah, beliau mendirikan Madinah sebagai pusat kekuatan Rasulallah dalam mengembangkan Islam. Dalam waktu singkat, tidak lebih dari 11 tahun beliau di Madinah, seluruh Jazirah Arab sudah tunduk di bawah kekuasaan Rasulullah SAW. Bahkan setelah wafat, berkat didikan Rasulallah para sahabat mampu mengembangkan negara Madinah. Sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama, dilanjutkan oleh Abu Bakar selama 2 tahun, kemudian Sayyidina Umar selama 12 tahun. Pada masa Sayyidina Umar ini, dunia Islam bukan hanya meliputi wilayah di Jazirah Arab, tetapi sudah mampu menaklukkan dua negara adi daya waktu itu, yaitu Persia dan Romawi.

Setelah masa khulâfaurrâsyidîn, maka berdirilah Dinasi Bani Ummayyah yang berkuasa hampir selama 90 tahun. Dinasti ini menguasai bukan hanya di daratan Asia, tetapi juga Eropa, bahkan pernah mendirikan negara di Spanyol, sebagai kerajaan yang sangat besar. Kemudian setelah itu dilanjutkan oleh Dinasi Abbasiyah yang melahirkan ulul albâb (cendekiawan muslim). Dengan demikian, selama lebih dari 500 tahun Islam menguasai dunia. Hal itu semata-mata berkat perjuangan Rasulallah dan para sahabatnya.

Maka di sinilah, banyak orang yang menilai dan mencari informasi, mengapa Rasulallah mampu mengembangkan ajaran Islam dalam waktu singkat? Mengapa Rasulallah mampu mendidik para sahabatnya, sehingga setelah beliau wafat, para sahabat mampu mengembangkan Islam ke seluruh penjuru dunia? Maka, kalau kita jujur, kita akan sampai pada kesimpulan, bahwa Rasulallah berhasil, karena beliau berpegang teguh pada wahyu yang disampaikan Allah Swt kepada beliau, pada saat beliau diangkat sebagai nabi dan rasul.

Ketika Allah mengangkat Muhammad sebagai nabi dan rasul, Allah menyampaikan wahyunya, "wahai orang yang berselimut, bangun dan berdakwalah di tengah-tengah umat manusia, agar engkau berhasil dalam berdakwah, maka modal utama yang engkau pegang adalah, hendaknya engkau mengagungkan Allah." Mengagungkan Allah bukan hanya mengucapkan takbir, Allahu akbar, tetapi lebih jauh dari itu, yaitu meyakini seluruh informasi yang disampaikan Allah dalam Al-Qur'an yang pasti benarnya.

Oleh karena itu, di tengah-tengah kehidupan sekarang ini, muncul berbagai faham, muncul berbagai isme, mulai dari yang disebut sebagai liberalisme, humanisme dan isme-isme yang lain. Untuk itu, mari kita kembalikan pada Al-Qur'an, apakah Al-Qur'an telah memberikan izin kepada faham-faham yang seperti itu atau tidak? Kita harus yakin kebenaran Al-Qur'an. Sebab, Al-Qur'an adalah standar kebenaran di sepanjang zaman :

'al-haqqu min rabbika fa lâ taku nanna min al-mumtarîn'
(kebenaran datang dari Tuhanmu, maka janganlah engkau menjadi orang yang ragu).

Maka, kalau kita benar-benar ingin memperjuangkan Islam, pertama-tama, kita harus yakin kebenaran Al-Qur'an. Jangan sampai kita ragu terhadap pemikiran-pemikiran yang muncul sekarang ini, yang semua itu bisa meragukan kebenaran Al-Qur'an.

Setelah beliau mempunyai modal keyakinan yang tinggi terhadap kebenaran perjuangan beliau, Allah menekankan :
'wa tsiyâbaka fa thahhir' (bersihkan pakaianmu).
Menurut para ahli tafsir, baik yang klasik, seperti At-Thabâri maupun yang kontemporer, seperti Tafsir Al-Munir, bahwa yang dimaksud dengan 'wa tsiyâbaka fa thahhir' adalah 'ay ahsin khulûqaka' (perbaiki akhlakmu).

Rasul berhasil dalam berjuang, sehingga beliau mampu mengembangkan Islam ke seluruh penjuru dunia. Hal itu berkat kebersihan jiwa, dan akhlak beliau. Maka, Allah tidak pernah memuji Rasulallah karena kehebatannya dalam medan perang, bukan karena keberaniannya menghadapi musuh-musuh Islam, bukan pula karena kepintarannya dalam menyampaikan dakwah, tetapi Rasulallah dipuji oleh Allah karena akhlaknya :< P>

'wa innaka la'alâ khuluqin 'azdîm'
(sesungguhnya engkau [Muhammad] berada pada akhlak yang sangat luhur).

Inilah yang menjadi pegangan kita dalam berdakwah, untuk mengembangkan ajaran Islam.

Ketiga, 'wa al-rujza fahjur'. Dan hendaknya engkau meninggalkan perbuatan dosa dan maksiat.
Rasulullah berhasil dalam berdakwah dan berjuang, karena beliau mampu meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa. Kalau beliau melarang orang lain untuk berzina, maka beliau menjadi pelopor untuk meninggalkan perzinahan. Kalau beliau melarang larang lain untuk korupsi, maka beliau menjadi pelopor untuk meninggalkan korupsi. Kalau beliau melarang orang lain untuk berjudi, maka beliau menjadi pelopor untuk meninggalkan perjudian. Karena beliau konsekuen terhadap apa yang beliau ajarkan, maka beliau menjadi orang yang berhasil dalam dakwahnya.

Di sinilah pemimpin kita, dan kita semua perlu mengaca diri, kalau memang kita betul-betul pemimpin Islam, hendaklah mampu untuk mencontoh Rasulullah, termasuk 'wa al-rujza fahjur, yaitu meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa dan tercela. Sebab hal itu akan menyebabkan gagalnya perjuangan.

Keempat, 'wa lâ tamnun tas taktsir'. Kunci keberhasilan Rasulallah adalah, beliau dalam berjuang selalu disertai dengan keikhlasan, tanpa mengharapkan imbalan jasa apapun. Karena beliau ikhlas dalam berjuang, maka ketika orang-orang Quraisy merasa kewalahan untuk membendung dakwah rasul, mereka membujuk pamannya yang bernama Abû Thâlib, dengan mengatakan: "Wahai Abû Thâlib, tolong sampaikan kepada keponakanmu, kalau memang Muhammad ingin mendapatkan harta benda yang banyak, hentikan perjuangan, kami orang-orang (kafir) Quraisy siap memberikan harta berapapun yang diminta oleh Muhammad. Kalau Muhammad ingin wanita yang cantik, maka kami siap untuk menikahkan dengan wanita yang menjadi pilihannya, asal berhenti berdakwah. Kalau Muhammad ingin menjadi pemimpin tertinggi, kami orang-orang Quraisy siap menjadikan Muhammad sebagai pemimpin kami yang paling tinggi, asal berhenti berdakwah." Maka, pesan orang-orang Quraisy ini disampaikan pamannya kepada Rasulallah. Mendengar pesan itu, Rasulallah marah dan mengatakan:

Wahai pamanku, jangankan harta, tahta, wanita, seandainya orang-orang kafir Quraisy mampu meletakkan matahari di tangan kananku, mampu meletakkan bulan di tangan kiriku, kemudian mereka minta untuk menghentikan perjuangan, pasti tidak akan kami gubris permintaannya, sehingga Allah memenangkan perjuangan ini atau saya lebih baik mati dalam membela agama Allah. Inilah tekad Rasulallah, sehingga beliau betul-betul berhasil dalam perjuangannya.

Oleh karena itu, para pejuang muslim akan berhasil, kalau memang ia tidak silau oleh harta, tahta dan wanita. Yakin kebenaran Islam dan konsekuen dalam menjalankan perintah-Nya, dan meninggalkan perbuatan dosa dan juga tidak berharap hal-hal yang sifatnya materi. Di sinilah kita perlu mencontoh perjuangan Rasulallah Saw, sehingga beliau berhasil dalam memperjuangkan Islam di seluruh penjuru dunia ini.

Lebih jauh dari itu, karena Rasulallah Saw menekankan agar kita komitmen kepada agama Islam, maka hendaklah kita semua menjadi orang-orang yang 'tamassuk bi dîn al-islâm'. Jangan sampai kita sedikit pun ada keraguan pada ajaran Islam. Sebab, di zaman akhir ini diramalkan Rasulallah, kelak akan datang suatu zaman, di mana umat Islam akan direndahkan dan dilecehkan oleh orang lain, seperti sisa makanan dalam piring, ditinggalkan begitu saja. Ketika Rasulallah mengatakan itu, para sahabat bertanya, apakah ketika itu kami jumlahnya sedikit, sehingga kami tidak dianggap dan tidak digubris? Rasulallah menjawab, tidak! Bahkan jumlah kalian besar, tetapi sayang kalian tidak punya prinsip, kalian tidak punya komitmen pada ajaran Islam, sehingga kalian seperti buih, dihempaskan angin atau ombak ke sana ke mari, sehingga kalian mudah dilecehkan orang lain. Kalau sudah begitu, kalian akan kehilangan kewibawaan. Musuh-musuh Islam tidak lagi takut kepada kalian dan Allah akan memberikan penyakit kepada kalian, sebuah penyakit yang disebut 'wahn'. Wahn' adalah perasaan cinta yang berlebihan pada dunia, dan takut kepada kematian. Itulah yang menjadi penyakit umat Islam.

Oleh karena itu, kalau kita ingin berhasil, hendaklah kita mempunyai komitmen terhadap ajaran Islam dan tidak silau oleh harta, tahta maupun wanita.

Yang terakhir, 'wa li rabbika fashbir'. Untuk berhasil dalam berjuang, hendaklah sabar dalam menghadapi berbagai kendala yang akan menghambat perjuangan umat Islam. Rasulallah berhasil dalam berjuang, tentu beliau menghadapi musuh-musuh Islam. Bahkan beliau dilempari batu oleh orang-orang tha'if, tetapi beliau sabar dan berdo'a, "ya Allah, tunjukkan kaumku, jangan Engkau siksa, karena mereka orang-orang yang tidak tahu." Karena kebesaran hati Rasulallah, walaupun beliau disakiti dengan dilampari batu, tetapi beliau tetap bersabar. Bahkan, ketika beliau berhasil menaklukkan kota Makkah, orang-orang kafir Quraisy merasa ketakutan (jangan-jangan Muhammad akan dendam), tetapi Rasulallah mengatakan, 'al yauma yaum al-marhamah' (hari ini adalah hari perdamaian, tidak ada dendam di antara kita. Barang siapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan, mereka adalah orang yang aman. Kalian adalah orang-orang yang bebas).

Di sinilah kita perlu mencontoh perjuangan Rasulallah. Karena, dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip perjuangan tadi, Rasulallah memperoleh keberhasilan yang luar biasa. Sehingga, bukan hanya umat Islam yang mengakui keberhasilan Rasulallah, sampai orang-orang kafir sekalipun. Kalau mereka benar-benar obyektif, seperti Michael Harld asal Amerika, mengakui bahwa Rasulallah adalah seorang yang paling berhasil di antara 100 tokoh dunia yang melakukan perubahan di alam dunia ini.

Maka, di sinilah kita perlu mencontoh sikap dan perilaku Rasulallah Saw. Karena, satu-satunya manusia yang dijamin kebenarannya adalah Rasulallah Saw. 'laqad kâna fî rashû li allâhi ushwah hasanah liman kâna yarju allâh al-yaum al-âkhir wa dzakara allâha katsîrâ'. Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang bisa meneladani Rasulallah SAW., âmîn yâ rabb al-'âlamîn.

Tidak ada komentar: