08/08/10

Rintih Perbatasan



BBM LANGKA: Harga premium Malaysia di Kecamatan Krayan bisa tembus harga Rp 50 ribu per liter, itu jika stok premium langka. Saat ini, BBM benar-benar kosong.

Seminggu Kecamatan Krayan Lumpuh
Suplai BBM Putus, Gula Dibatasi 2 Kilo per Orang

NUNUKAN – Kurang lebih satu minggu lamanya, aktivitas masyarakat maupun pemerintahan di Kecamatan Krayan lumpuh.
Penyebabnya, distribusi pasokan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium maupun solar yang didatangkan dari Serawak-Malaysia untuk sementara dihentikan pemerintah Malaysia. Belum bisa dipastikan, alasan penghentian itu, namun yang jelas warga Krayan berharap ada solusi dari Pemkab Nunukan maupun Pemprov Kaltim.
Selain premium, pemerintah Malaysia juga membatasi pendistribusian gula putih, hingga minyak makan, yakni 2 kilogram per orangnya.
“Sudah seminggu ini premium benar-benar kosong. Pekerjaan di kantor kecamatan jadi terhambat, karena penerangan masih menggunakan mesin genset. Malam hari pun, Krayan gelap gulita, tiap rumah pun tak bisa lagi gunakan genset karena tak punya BBM,” ungkap Camat Krayan Samuel ST Padan Rabu (4/8).
Dijelaskan, trading tradisional warga Krayan di Serawak ini sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu. Saat itu, tak ada aturan yang begitu ketat, tentang keluar masuknya barang antar dua negara Indonesia dan Malaysia.
Untuk diketahui, Indonesia mendistribusikan beras andalannya yakni beras Adan ke Serawak, meski akhirnya diolah kembali Malaysia dengan kemasan baru dengan cap “Made in Malaysia”. Demikian pula garam gunung hasil produksi warga Krayan dari beberapa sumur garam yang ada. Garam gunung pun telah di klaim Malaysia sebagai produk mereka usai dikemas dengan rapinya.
Dalam proses trading ini, warga Krayan mengandalkan tukang ojek-bukan tukang ojek yang menangkut orang, tapi khusus barang. Biasanya, tukang ojek ini mengangkut premium, tabung gas, sembilan bahan pokok. “Oleh Askar Malaysia, ojek barang ini pun sudah tidak boleh lagi beroperasi mengangkut barang-barang dari Bakalalan-Serawak,” kata Samuel.
Ia juga menyayangkan, program kerja sama bilateral dalam hal perdagangan antara Serawak dengan Krayan sampai saat ini belum juga dilakukan. Sementara, kerja sama melalui program Sosial Ekonomi Malaysia Indonesia (Sosek-Malindo) ternyata tidak terjangkau hingga ke Krayan. Karena itu, Samuel berharap, karena masalah ini sudah disampaikan pula ke Gubernur Awang Faroek, selanjutnya, ada tindaklanjut untuk menjajaki Sosek-Malindo hingga ke Krayan.
Selain itu, solusi jangka pendek yakni perlunya subsidi angkut sembako dari Nunukan atau Tarakan menuju Krayan.
Sementara itu, Anggota DPRD Nunukan Marli Kamis, berharap, masalah kelangkaan BBM dan juga Sembako di Krayan bisa cepat diselesaikan. “Krayan kan bagian dari Indonesia juga, jadi perlu mendapat penanganan yang serius, meski diakui kendala yang paling sulit adalah terbatasnya transportasi dan topografi yang menantang,” harapnya.
Di Krayan, kebutuhan pokok yang masuk mulai dari alat pembersih wc, baju, topi hingga barang dapur berasal dari Serawak tepatnya di Bakelalan.
Ojek sembako perbatasan ini sebenarnya hanya perantara, membawa pesanan barang kebutuhan pokok warga Krayan. Keuntungan lumayan, berkisar antara Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu. Ojek ini bermanfaat, karena kendaraan roda empat sulit tembus hingga ke Bakelalan. Ini karena, jalannya di sepanjang kecamatan hingga titik perbatasan kondisinya rusak parah.
Mengapa barang dari Serawak?
Untuk diketahui, nilai barang dari Serawak jauh lebih murah dibanding barang kebutuhan pokok dari Indonesia. Namun karena medan yang dilalui lebih sulit, sehingga harga barang jika telah sampai dan dijual di Krayan sedikit lebih mahal jika dibanding di Nunukan. Premium Malaysia jika stok normal, per liternya dijual dengan harga termurah Rp 9 ribu. Tapi, jika hujan, harga bisa melonjak hingga Rp 50 ribu per liter.
Demikian pula sejumlah bahan bangunan, harga normal semen nilainya mencapai Rp 150 hingga Rp 170 ribu, namun jika hujan turun, dan aktivitas lumpuh, harga semen pun “menggila” bisa sampai Rp 400 ribu per sak. Pernah pula, harga semen terjual hingga Rp 500 ribu, itu jika stok langka.
Tingginya nilai semen, itu juga yang membuat warga Krayan memutuskan untuk membangun rumahnya dengan kayu, biayanya jauh lebih murah daripada membangun rumah beton.
Nah, untuk peralatan dapur, seperti panci, wajan, sutil, piring atau gelas, harga memang jauh lebih murah. Warga Krayan pun memercayakan kualitas produk Malaysia. (ica)

Tidak ada komentar: